Thursday 15 January 2015

Jurnal Organisasi Informal di dalam Kantor

PENGARUH ORGANISASI INFORMAL DI DALAM KANTOR

Brama Abdul Malik
NIM : 135211008
Jurusan Administrasi Niaga, D3 Administrasi Bisnis, Politeknik Negeri Bandung
Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds.Ciwaruga, Bandung, Jawa Barat 40012, Indonesia

ABSTRAK
Perkembangan organisasi dewasa ini sangatlah cepat, seiring dengan perkembangannya yang begitu cepat, terutama perkembangan dan pemakaian organisasi di dalam lingkungan pekerjaan kantor. Organisasi dewasa ini terbagi menjadi dua jenis yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Organisasi formal di dalam kantor adalah organisasi yang secara struktural di akui di dalam kantor dan jelas tujuannya, tetapi di dalam kantor juga organisasi informal dapat berkembang tetapi organisasi informal ini tidak memiliki struktural yang jelas dan tujuannya tidak terliat secara jelas, namun perkembangan organisasi informal ini tidak dapat di pandang sebelah mata, dikarenakan organisasi informal ini dapat menghambat kinerja dari organisasi formal di dalam kantor. Ini terbukti dengan sering terjadinya pimpinan di dalam kantor tidak mendapatkan dukungan dari para bawahannya dan pengaruh pimpinan tidak terlalu besar di dalam kantor tersebut. Jika hal ini terus terjadi maka pekerjaan di dalam kantor tidak akan efektif dan efisien. Dalam jurnal ini kita akan membahas mengenai pengaruh organisasi informal di dalam kantor yang di tujukan untuk membantu organisasi informal di dalam kantor dalam menguasai, mengenali organisasi informal di dalam kantor.

Kata kunci : Organisasi, Formal, Informal, Kantor







PENDAHULUAN

Organisasi pada dasarnya digunakan sebagai tempat atau wadah bagi orang-orang untuk berkumpul, bekerjasama secara rasional dan sistematis, terencana, terpimpin dan terkendali dalam memanfaatkan sumber daya (uang, material, mesin, metode, lingkungan), sarana-prasarana, data, dan lain sebagainya yang digunakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Seperti kita ketahui, organisasi formal lebih yang mengikatkan diri dengan suatu tujuan bersama secara sadar serta dengan hubungan kerja yang rasional. Sedangkan dalam organisasi informal lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari. Biasanya organisasi informal merupakan organisasi yang terbentuk secara tidak sengaja. Dalam organisasi formal, tak jarang terbentuk adanya organisasi informal didalamnya. Organisasi informal didalam kantor, dapat berpengaruh positif maupuun negatif, organisasi informal yang sinergis dengan organisasi formal dapat berpengaruh positif untuk organiasi formal tersebut, sebaliknya jika organisasi informal antagonis dengan organisasi formal dapat berpengaruh negatif terhadap organisasi formal tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, makan perlunya dibahas mengenai pengaruh organisasi informal terhadap organisasi formal (di dalam kantor).
PEMBAHASAN
Organisasi tak akan lepas dari kehidupan sehari-hari, baik itu di lingkungan pekerjaan maupun masyarakat, dalam suatu organisasi tak lepas dari peran kerja masing-masing anggotanya, hal ini sesuai dengan pendapat Millet (1954) disitasi oleh fahmi (2013). Organisasi merupakan sebuah kerangka struktur dalam mana pekerjaan dari banyak orang dilakukan untuk pencapaian maksud bersama, yang demikian itu adalah suatu sistem mengenai penugasan pekerjaan di antara kelompok-kelompok orang yang mengkhususkan diri dalam tahap-tahap khusus dari suatu tugas bersama.
Mencapai tujuan bersama merupakan tujuan dari organisasi, oleh karena itu dalam suatu organisasi pasti memiliki visi dan misi yang relatif sama antar anggotanya. Hal ini sesuai dengan pendapat Dale (1952) disitasi oleh Fahmi (2013) Organisasi adalah suatu proses perencanaan. Dalam sebuah organisasi, tak akan lepas dari kegiatan menyusun, mengembangkan dan memelihara suatu struktur atau pola hubungan-hubungan kerja dari orang-orang dalam suatu badan usaha.
Secara garis besar organisasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu organisasi formal dan organisasi informal. Pembagian tersebut tergantung pada tingkat atau derajat mereka terstruktur. Namur dalam kenyataannya tidak ada sebuah organisasi formal maupun informal yang sempurna.
Organisasi formal adalah suatu sistem dari pekerjaan-pekerjaan yang dirumuskan dengan baik, masing-masing pekerjaan itu mengandung sejumlah wewenang, tugas dan tanggung jawab tertentu, keseluruhannya disusun secara sadar untuk memungkinkan orang-orang dari badan usaha itu bekerja sama secara paling efektif dalam mencapai tujuan mereka (Allen, 1958).
Organisasi formal adalah suatu organisasi yang memiliki struktur yang jelas, pembagian tugas yang jelas, serta tujuan yang ditetapkan secara jelas. Organisasi formal memiliki struktur (bagan hubungan kerja, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab antara pejabat dalam suatu organisasi). organisasi informal dengan sengaja direncanakan dan strukturnya secara jelas disusun. Organisasi formal harus memiliki tujuan atau sasaran. Tujuan ini merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi struktur organisasi yang akan dibuat.
Struktur organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi-posisi, atau pun orang-orang yang menunjukan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang berbeda-beda dalam organisasi.
Struktur ini mengandung unsur-unsur spesialis kerja, standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Organisasi formal memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.             Adanya jabatan.
2.             Tujuan
3.             Adanya kewenangan atasan
4.             Adanya sususan tatanan hierarki
5.             Suatu sistem aturan dan regulasi yang umum tetapi tegas, yang ditetapkan secara formal, mengatur tindakan-tindakan dan fungsi-fungsi jabatan dalam organisasi.
6.             Proesedur dalam organisasi bersifat formal dan impersonal
7.             Suatu sikap dan prosedur untuk menerapkan suatu sistem disiplin merupakan bagian dari organisasi.
8.             Anggota organisasi harus memisahkan kehidupan pribadi dan kehidupan organisasi.
9.             Pegawai dipilih untuk bekerja dalam organisasi berdasarkan kualifikasi teknis, alih-alih koneksi politis, koneksi keluarga, atau koneksi lainnya.
10.         Meskipun pekerjaan dalam birokrasi berdasarkan kecakapan teknis, kenaikan jabatan dilakukan berdasarkan senioritas dan prestasi kerja.
Organisasi formal biasa ditemukan dalam kehidupan sehari-hari, contohnya OSIS di sekolah, Himpunan Mahasiswa di perguruan tinggi, Badan Eksekutif Mahasiswa, badan kerja di lingkungan pekerjaan, DPR dan MPR dalam dunia pemerintahan, dan sistem kepengurusan partai politik serta organisasi-organisasi lainnya.
Lain halnya dengan organisasi formal, organisasi Informal adalah kumpulan dari dua orang atau lebih yang telibat pada suatu aktifitas serta tujuan bersama yang tidak disadari.
Keanggotaan pada organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi anggota organisasi tersebut.
Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi. Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan malam bersama.
Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan terumuskan.
Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan organisasi sekunder menurut Hicks (1972) :
1.             Organisasi Primer
Organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi rimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu

2.             Organisasi Sekunder
Organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran gajinya.

Organisasi Informal menurut Hicks (1972) memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
  1. Lepas
  2. Fleksibel
  3. Tidak terumuskan
  4. Spontan

Salah satu organisasi formal yang sering kita temui adalah organisasi organisasi yang berlandaskan sistem kerja, seperti di dalam kantor.
Didalam kantor, tak jarang terbentuk organisasi informal didalamnya, organisasi informal terbentuk secara tidak di sengaja, hal ini dikarenakan organisasi informal terbentuk karena kesamaan latar belakang atau kesamaan pemikiran dari para pegawai, dan biasanya yang paling menonjol menjadi pemimpin dalam organisasi informal tersebut.
Pemimpin organisasi informal adalah orang yang paling dekat dengan para orang-orang didalam kantor.
Organisasi informal memiliki pengaruh positif maupun negatif didalam kantor, pengaruh tersebut tergantung pada dukungan organisasi informal yang terdapat didalamnya. Jika semakin banyak orang yang tergabung dalam organisasi informal di dalam suatu kantor, dan organisasi informal ini bertentangan dengan tujuan kantor tersebut, maka akan menimbulkan pemberontakan para bawahan tersebut seperti demo secara terang-terangan atau demo secara diam-diam. Sebaliknya, jika organisasi informal sinergis dengan tujuan kantor, maka akan menimbulkan efektivitas dan efisiensi kantor yang baik.
Organisasi informal memiliki efek yang cukup besar didalam kantor. Organisasi informal yang bertentangan dalam kantor, dapat beroperasi tidak secara terang-terangan tetapi secara sembunyi-sembunyi.
Didalam kantor biasanya organisasi informal beranggotakan para bawahan di suatu kantor, seperti yang kita ketahui bahwa sebagian besar pekerjaan kantor di kerjakan oleh para bawahan. Dapat di bayangkan jika para bawahaan ini tidak bekerja secara semestinya, tentu kantor tersebut akan mengalami kerugian yang cukup besar jika organisasi informal ini bertentangan dengan para atasan.
Jika organisasi informal tersebut menentang organisasi formal yang ada didalam kantor hal ini dapat menimbulkan perpecahan sehingga menurunkan kinerja didalam kantor tersebut Contoh nya seperti demo para buruh menuntut kenaikan gaji mereka. Hal ini tidak di organisir oleh organisasi formal didalam kantor tetapi ini di koordinir oleh organisasi informan didalam kantor.
Organisasi informal pasti ada didalam masyarakat, sehingga tidak mungkin untuk dihindari. Oleh karena itu kita harus mengontrol organisasi informal ini sehingga tidak terjadi perpecahan didalam kantor.
Seperti yang kita ketahui, atasan adalah seseorang yang sangat rentan dalam melakukan sesuai dikarenakan dinilai oleh para bawahan nya sendiri.jika organisasi informal ini tidak menyukai atau tidak sejalan dengan atasannya tersebut bisa membuat terhambatnya bahkan turunnya atasan tersebut. Namun jika kita sejalan atau mempengaruhi pimpinan organisasi informal tersebut kita bisa meminimalisir kemungkinan konflik dan pembangkangan didalam kantor tersebut.
Contoh demo secara terang-terangan yaitu seperti demo buruh yang demo didepan Bundaran HI menuntut kenaikan gaji UMR kepada pemerintah. Jika demo secara diam-diam yaitu para bawahan kantor sengaja mengulur waktu atau tugas yang diberikan oleh para atasan. Hal ini dapat membuat kinerja kantor menurun dikarenakan yang biasanya pemimpin organisasi informal ini adalah para bawahan yang berpengalaman dan cukup berpengaruh dalam kinerja kantor tersebut.
Sehingga perlu langkah yang hati-hati dalam menanggulangi permasalahan organisasi informal didalam kantor. Seperti mendekati dan membuat pemimpin organisasi informal ini memegang tanggung jawab yang penting didalam kantor sehingga membuat pemimpin organisasi informal ini tidak dapat banyak bergerak secara bebas dalam membuat para bawahan lainnya bertentangan dengan atasan kantor tersebut.
Didalam masyarakat kita dapat mengetahui siapa pemimpin organisasi informal dengan melihat siapa yang di segani atau di tuakan di dalam lingkungan masyarakat tersebut. Misalkan jika terjadi sesuatu didalam masyarakat tersebut, kita melihat siapakah yang di jadikan panutan atau hakim didalam penyelesaian masalah tersebut. Dengan itu kita akan tau siapakah yang menjadi pemimpin organisasi informal tersebut.
Untuk mengetahui siapa pemimpin kantor tersebut dapat kita kertahui dengan cara memperhatikan para bawahan, yaitu memperhatikan siapakah yang paling di segani atau yang paling didengar dan paling berpengaruh di para bawahan tersebut. Jika sudah di ketahui caranya tersebut, atasan kantor harus mendekati dan mempengaruhi atasan organisasi informal tersebut, atau dengan cara membuat pemimpin organisasi informal tersebut masuk kedalam bagian proyek kantor yang lebih besar tanggung jawabnya dan memberikan bonus terhadap pemimpin organisasi kantor tersebut.
Organisasi informal memiliki berbagai ciri yaitu :
1.      Terjadi secara spontan
2.      Anggota-nya tidak menentu
3.      Dapat bubar kapan saja
4.      Dinamis
5.      Tidak terencana
6.      Sama nya lokasi
7.      Tidak ada wewenang format yang terstruktur
Dari ciri – ciri tersebut dapat kita simpulkan bahwa
1.      Organisasi informal terjadi secara spontan / tidak terduga dikarenakan tidak adanya program yang terstruktur dan biasanya terjadi pada saat momen – momen tertentu saja. Seperti kita tiba – tiba bertemu dengan teman masa lalu kita di tengah jalan lalu berkumpul membahas masa lalu.
2.      Organisasi informal tidak memiliki anggota tertentu dan dapat berubah kapan saja dikarenakan para anggotanya tidak memiliki tujuan bersama yang berkelanjutan, dan hanya melakukan kegiatan sosial seperti saling berkomunikasi.
Seperti kita sedang duduk di angkutan umum lalu kita mengajak bicara orang yang ada di sebelah kita tentang apapun.
3.      Organisasi informal dapat bubar kapan saja dikarenakan batasan waktu dan tidak adanya agenda acara kedepannya secara lama . Dan tidak ada sanksi bagi mereka yang tidak mengikuti agenda selanjutnya.
4.      Organisasi informal bersifat dinamis dikarenakan para anggotanya tersebut tidak memiliki bahasan yang pasti, biasanya organisasi informal hanya melakukan percakapan yang ringan. Dan dinamis dalam perkumpulan mereka tidak pasti akan di bahas apa dan akan melakukan apa.
5.      Organisasi informal tidak terencana dikarenakan anggota organisasi informal dapat terjadi kapan saja dan dimana saja, hal ini seperti kita menonton suatu pertandingan sepak bola dan tiba – tiba ada kerabat / teman kita yang sedang menonton pertandingan bola tersebut lalu kita duduk bersama dan membahas soal pertandingan itu.
6.      Organisasi informal biasa terjadi di lokasi yang sama, dikarenakan sering terjadi nya kontak sosial yang terjadi di lingkungan tersebut.
7.      Organisasi informal tidak memiliki wewenang yang terstruktur dikarenakan mereka tidak sadar akan hal ini. oleh karena itu sering terjadi label bahwa seseorang dalam organisasi informal tersebut sebagai pemimpin atau panutan anggota organisasi informal yang lain.
Seperti saat dahulu kita kecil saat bermain bersama pasti ada seseorang yang melakukan pengambilan keputusan dikarenakan di tunjuk oleh para anggota yang lainnya.
Bisa juga dengan test masing-masing para pegawai bagaimana penilaian mereka terhadap pegawai lainnya, dengan cara membuat masing-masing pegawai memberitahukan siapa yang dekat dengan mereka, dan yang memiliki nilai paling besar. Dialah pemimpin organisasi informal tersebut.
Jika organisasi informal ini terus berkembang dan semakin kuat, organisasi informal ini akan menjadi organisasi formal yang dilakukan secara sembunyi- sembunyi dan juga bisa menjadi pemberontak dalam kantor tersebut.
            Sehingga akan menimbulkan berbagai kerugian di dalam kantor tersebut.oleh karena itu agar kantor tidak merugi kita harus menguasai organisasi iinformal
Organisasi formal dan organisasi informal di dalam kantor dapat diselaraskan jika organisasi informal di dalam kantor tersebut dapat diketahui perkembangannya, dan pengaruhnya.
Organisasi informal harus di dekati secara langsung oleh organisasi formal, dikarenakan organisasi informal tidak mencerminkan bahwa mereka itu ada, tetapi lebih kedalam kehidupan social di dalam lingkungan kantor tersebut.
Kehidupan sosial adalah kehidupan dimana seseeorang bisa mempengaruhi atau dipengaruhi oleh anggota lainnya untuk melakukan apa yang pemimpin mereka atau yang mereka anggap pemimpin untuk melakukan apa yang dilakukan oleh pemimpin mereka tersebut, hal secara lambat laun terjadi di organisasi informal.
Organisasi formal didalam kantor dibuat agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien. Namun, hal ini tidak akan terjadi jika tidak dapat mengambil alih organisasi informal dikarenakan meskipun organisasi informal itu dapat dikatakan kecil, tetapi pengaruh nya sangat besar terhadap kelangsungan dalam mencapai tujuan organisasi formal.
Organisasi informal didalam kantor biasanya bermulai dari lingkungan social di dalam kantor yang terjadi diantara para pekerjanya. Hal ini dikarenakan seringnya terjadi kontak secara fisik, lisan dan di pengaruhi oleh faktor didalam satu lingkungan kerja.
Perkembangan organisasi informal dapat dilihat dengan cara melihat waktu berkumpulnya para pekerja, semakin sering berkumpulnya para pekerja di dalam kantor maupun diluar kantor dapat menjadi indikasi bahwa organisasi informal di dalam kantor tersebut mulai berkembang.
Organisasi informal didalam kantor sangat berpengaruh kepada kerja sama antar sesama pekerja di dalam kantor, semakin erat hubungan antara pegawai kantor maka organisasi informal didalam kantor tersebut semakin besar dan kuat.
Oleh karena itu para pemimpin kantor harus bisa masuk kedalam organisasi informal di dalam kantor tersebut agar dapat menyelaraskan tujuan kantor dengan keinginan dari organisasi informasi tersebut.
Pemimpin kantor sebaiknya menjadi orang yang dituakan didalam kantor tersebut, alangkah lebih baik jika pemimpin organisasi formal menjadi pemimpin di organisasi informal juga.
Berbeda halnya jika pemimpin kantor tidak dapat masuk kedalam organisasi informal tersebut, hal ini dapat menimbulkan konflik internal di dalam kantor, karena antara organisasi formal dan organisasi informal mungkin tidak selaras sehingga menyebabkan kerja sama antar pegawainya tidak akan baik.
Kita tidak dapat menangulangi bahaya dari organisasi informal jika kita tidak mengetahui siapakah pemimpin organisasi tersebut.berikut adalah ciri-ciri pemimpin organisasi informal :
1.      Orang yang paling dipercaya oleh anggota yang lainnya

2.      Orang yang paling di dengar oleh anggota lainnya

3.      Orang yang di tua kan didalam lingkungan tersebut, maksudnya disini yaitu orang yang paling banyak diminta nasihatnya oleh orang lain
Dari ciri – ciri di atas dapat di ketahui bahwa :
1.      Pemimpin organisasi informal biasanya adalah orang yang paling di percaya oleh anggota lainnya

2.      Pemimpin organisasi informal biasanya adalah orang yang paling didengar oleh anggota lainnya dikarenakan para anggota berfikiran sama dengan pemimpinnya tersebut.

3.      Pemimpin organisasi informal biasanya adalah orang yang bukan secara tersirat adalah orang yang sudah berumur tua, tetapi yang menurut para anggotanya adalah orang yang berfikiran dewasa, bijak berpengetahuan lebih dan rasional di bandingkan yang lainnya.

Dari ciri diatas dapat disimpulkan bahwa pemimpin organisasi informal ini tidak didapat secara wewenang yang structural, tetapi lebih kepada pengakuan dari anggotanya tersebut.
Organisasi informal adalah organisasi yang tidak dapat diketahui, tidak dapat terdeteksi keadaanya jika kita tidak dapat masuk kedalam organisasi informal tersebut.
Organisasi informal adalah organisasi yang lebih mengedepan kan pengakuan dari para anggotanya bukan dari jabatan yang diberikan oleh seseorang.
Adanya organisasi informal dalam kantor takkan terelakkan, sebelum terjadinya pemberontakan, baiknya mengambil beberapa langkah sebagai berikut :

1.      Mendekatkan diri dengan pegawai lainnya, agar mengetahui sejauh mana organisasi informal ada. Contohnya seperti : berbaur dengan pegawai lainnya.

2.      Mendekatkan diri dengan pimpinan organisasi informal tersebut, contohnya seperti : setelah berbaur, dapat dilihat siapakah orang yang berpengaruh diantara pegawai yang berkumpul tersebut, setelah diketahui, usahakan untuk mendekatkan diri dengan pemimpinnya.

3.      Bertukar pikiran dengan anggota organisasi tersebut, contohnya seperti banyak melakukan sharing dan mengobrol dengan pegawai lainnya, agar mengetahui pikiran mereka.

4.      Memenuhi hak hak pekerja, contohnya yaitu tidak terlambatnya pegawai menerima gaji setiap bulannya, memberikan jaminan kesehatan bagi pegawai dan jaminan ketenagakerjaan (kecelakaan kerja).

5.      Berikan kepercayaan pada pimpinan organisasi informl di dalam perusahaan sesuai dengan keahliannya, contohnya seperti menjadikan dia sebagai ketua pelaksana acara seperti family gathering kantor agar tidak adanya oposisi di dalam acara tersebut.

6.      Redam pemberontakan sebelum pemberontakan itu terjadi, contohnya seperti jika saat terdengar akan desas desus bahwa pegawai tidak senang dan merencanakan adanya sebuah pemberontakan, maka pimpinan harus cepat mengambil tindakan agar pemberontakan itu tidak terjadi.

 Namun jika hal itu sudah terlanjur terjadi dan dapat mengancam stabilitas kantor, sebaiknya mengambil beberapa langkah, seperti :
1.      Mendengarkan apa yang mereka inginkan, maksudnya disini yaitu melakukan negosiasi dengan pegawai agar tidak terjadi pemberontakan yang lebih besar.

2.      Menyamakan persepsi antara atasan dengan bawahan maksudnya agar tidak ada lagi kesalahpahaman antara pimpinan dan bawahan

3.      Saling berintrospeksi diri, maksudnya yaitu saat belum terjadinya atau belum menemuinya sebuah kesepakatan, pimpinan mengingatkan kembali tugas masing-masing dan kinerja para pegawai selama ini.

4.      Menciptakan suasana kerja yang professional, maksudnya yaitu saat adanya perselisihan, pimpinnan menghimbau pegawai agar tetap bekerja secara professional dan tidak membawa masalah pribadinya kedalam pekerjaan agar tidak mengganggu kinerja kantor.

5.      Memberikan peringatan tegas untuk menghentikan aksi pemberontakan tersebut maksudnya yaitu jika pemberontakan terus berlanjut, pimpinan mengambil tindakan tegas agar tidak terjadinya pemberontakan selanjutnya.

6.      Meminimalisir kesalahan yang sama agar tidak adanya pemberontakan lanjutan. Maksudnya yaitu mendengarkan penyebab pemberontakan dan berusaha untuk tidak mengulanginya kembali.

7.      Jika memungkinkan, penuhi psikologis pekerja agar tidak melakukan pemberontakan di masa yang akan datang. Contohnya seperti keinginan pegawai naik gaji yang disebabkan oleh naiknya biaya hidup.

Setelah mengetahui cara meminimalisir pemberontakan yang akan  di lakukan oleh organisasi informal ada baiknya mengetahui juga, ciri – ciri organisasi informal sudah menjadi organisasi yang kuat, yaitu :

1.      Semakin intensnya interaksi para anggota organisasi informal, misalkan para anggota organisasi informal mulai sering kumpul bersama di dalam atau luar kantor yang mencurigakan.

2.      Semakin sempitnya hal yang di bahas dalam pembicaraan di dalam organisasi informal tersebut, maksudnya adalah hal yang dibahas di dalam perkumpulan organisasi informal ini, bukan hanya sekedar curahan hati saja tetapi sudah mulai membicarakan permasalah di dalam organisasi formal atau pekerjaan yang sama atau mirip.


3.      Menurunnya kinerja para pekerja secara serentak, misalkan pada saat para anggota organisasi informal ini di beri tugas, mereka tidak melakukan tugas ini dengan baik dan sering telat dari deadline, dan dilakukan dengan serentak tanpa sebab yang jelas.

4.      Para anggota akan mengeluh tentang hal yang sama, maksudnya adalah akan banyak laporan tentang keluhan para anggota organisasi informal yang sama, misalkan para anggota organisasi informal mengeluhkan tentang kenaikan gaj, namun hal ini tidak dilakukan oleh satu orang saja melainkan serentak atau secara bertahap dalam melakukan laporan keluhan para organisasi informal tersebut.


5.      Semakin solid nya pemikiran yang sama di dalam organisasi informal tersebut. Maksudnya adalah para anggota organisasi informal ini tidak hanya sebatas teman saja melainkan menjadi sebuah grup yang memiliki rasa silih kasih dan berbagi beban masalah mereka di kantor dan mereka tidak rela jika salah satu dari anggotanya tersebut mendapatkan perlakukan yang tidak menyenangkan dari pihak lain atau pihak organisasi informal.

Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa organisasi informal adalah organisasi yang tidak dapat di pandang sebelah mata, organisasi informal di dalam kantor memiliki pengaruh yang cukup besar di dalam kantor. Dan jika tidak di kuasai atau di ajak kerja sama maka kinerja di dalam kantor tidak akan efektif dan efisien. Hal ini dapat menghambat tujuan dari organisasi formal di dalam kantor yang bertujuan mendapatkan sesuatu secara efektif dan efeisien.

Daftar Pustaka
 
Fahmi. (2013). arifudinfahmi. Retrieved from http://arifudinfahmi.blogspot.com: http://arifudinfahmi.blogspot.com/2013/10/30-definisi-organisasi-menurut-ahli.html


 
Jika ingin file berbentuk Word nya dapat di download Disini ( TOLONG HARGAI PARA PENULIS )


dan ini adalah list daftar Jurnal teman - teman saya






 

 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Affiliate Network Reviews